KONTROVERSI PERAIH PEMAIN TERBAIK FIFA 2019.

DOC. FC Barcelona

Medsa.id- Gelar pemain terbaik FIFA atau The best FIFA Men's player edisi 2019 telah jatuh ke tangan striker barcelona lionel messi, Messi yang sudah mengumpulkan poin 46 berhasil unggul atas virgil van dijk 38 poin, cristiano ronaldo dengan 36 poin.

Ada empat kategori yang menentukan siapa pemenang tahunan dari penghargaan ini. voting dari fans di halaman resmi FIFA di hitung 25 persen, sisanya di bagi rata masing masing untuk pelatih dan kapten timnas anggota FIFA serta perwakilan media dari negara tersebut.

Meski terlihat terbuka dengan FIFA juga mencantumkan daftar siapa yang di pilih dari para pemilih, kini muncul bukti bukti ada rekayasa di sana. setidaknya ada tiga hal mencurigakan yang hadir dalam penghargaan ini.

Pertama datang dari kapten timnas nikaragua juan barrera yang kini bermain di klub real esteli tersebut mengaku bahwa pilihan saya di The best FIFA player adalah palsu tulis barrera lewat akun twitternya.

Sudan head coach Zdravko Lugarisic claims that he made Mo Salah 🇪🇬 his first choice for #TheBestAwards but he was shocked to find out that his vote had gone to Messi.

He took a screenshot of the voting form and it has been attached below. Oh wow! 😳😳😳😳 https://t.co/RKDx4ereGq pic.twitter.com/AKQa6eee7r

— Usher Komugisha (@UsherKomugisha) September 25, 2019

Tak berhenti di situ kabar tak sedap juga hadir di benua afrika tepatnya dari negara sudan, Pelatih timnas sudan Zdravko Lugarosic mengklaim bahwa pilihannya di ubah oleh FIFA.

Zdravko sebenarnya memilih muhammad salah (1) sadio mane (2) Kylian mbape (3). Akan tetapi dalam laporan FIFA tertulis bahwa ia memilih lionel messi (1) van dijk (2) dan mane (3).

Zdravko sempat mengambil gambar kertas pilihannya, serta federasi PSSInya mesir yaitu EFA juga bahwa federasinya sudah mengirimkan laporannya perihal pemilihan acara tersebut, namun FIFA mengklaim bahwa FIFA belum menerima laporan tersebut.

Ini adalah kecurigaan yang patut di klaim bahwa pemilihan pemain terbaik ajang ini adalah patut untuk di investigasikan lebih lanjut ungkap EFA.